Senin, 30 September 2013

Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu, Tradisi Baik untuk Keluarga Sehat

Mewariskan hal yang baik untuk anak2nya, itulah yang dilakukan ibu saat kami ketiga putrinya beranjak dewasa, menikah, memiliki anak dan  mengarungi kehidupan rumah tangga sebagai Keluarga.
Meski ibu bukan seorang wanita dengan pendidikan tinggi, namun pelajaran hidup yang beliau dapatkan selama membesarkan kami jauh melebihi pelajaran2 yang kami dapatkan pada pendidikan formal.

Mencintai keluarga dan memberikan yang TERBAIK untuk keluarga, salah satu nasehat yang ibu berikan dan menjadikannya WAJIB kami lakukan.. Wajib..? ya.. Menurut beliau, Keluarga adalah segalanya dan Ibulah yang akan membawa kendali arah tujuan Kapal Kehidupan akan berlabuh, dengan Ayah sebagai Nahkoda ibu memiliki peran yang luar biasa besar dan kewajiban ibu untuk memberikan yang Terbaik untuk suami dan anak2 masa depan bangsa. Ibulah yang akan membentuk karakter pemimpin bangsa ini kelak. 

Memberikan yang Terbaik untuk Keluarga tak harus mahal, tak juga harus diukur secara materi. Berikut ini beberapa hal yang ibu wajibkan untuk diberikan pada keluarga :
·          
  •  Memberikan waktu yang Berkualitas 
  
Menghabiskan waktu saat akhir pekan menjadi momen sederhana namun penuh makna. Kebersamaan yang mungkin tak bisa terulang karena bagaimanapun anak-anak akan tumbuh besar dan tentunya waktu kebersamaanpun makin berkurang. Menghabiskan waktu bersama juga menjalin komunikasi yang hangat & dapat menciptakan keluarga yang harmonis. banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama anak2 dan suami diantaranya :

1.      Berolahraga
Badan sehat didapat, keharmonisan keluarga makin terasa erat. Berolahraga juga membuat bdan lebih rileks,pikiran juga menjadi tenang. Aku biasakan anak-anak menyukai olahraga agar badan mereka aktif bergerak, merangsang syaraf motoriknya. Mengajarkan mereka lewat olahraga tentang kompetisi meski bukan bermaksud menjadikan mereka sebagai atlit saat ini tapi paling tidak mereka belajar bahwa dalam olahraga juga ada kompetisi,dimana mereka berlomba-lomba memenangkan permainan tentunya selain manfaat kesehatan bagi mereka.

Bersepeda  bersama si kecil

 
Main Bulutangkis mengajaran anak tentang Kompetisi



2.      Membaca Dongeng

Membacakan dongeng untuk anak, dulu ibu seringkali melakukannya sebelum kami terlelap tidur, dongeng yang ibu bacakan ceritanya dari buku ataupun dongeng yang ibu ciptakan sendiri. Kini akupun melakukan hal yang sama untuk Devan dan Vanya. Sebuah artikel yang pernah saya baca disini menyebutkan bahwa mendongeng banyak memberikan manfaat yang positif untuk perkembangan anak diantaranya kosakata yang makin kaya, merangsang kreativitas dan imajinasi, memperkenalkan anak akan nilai moral yang terselip dalam dongeng tersebut, mengembangkan kemapuan bahasa anak, dan pastinya mempererat hungan antara anak dan orang tua. Oh ya orangtua juga bisa makin kreatif menciptakan dongeng sendiri. Manfaatnya jadi double kan..

Membacakan dongeng

3.      Berkebun

Berkebun selain membuat rumah asri dan sejuk karena tanaman yang kita tanam menghasilkan oksigen yang baik untuk lingkungan rumah, berkebun juga mengajarkan kita untuk lebih sayang pada bumi tempat tinggal kita. Aneka macam tanaman bisa ditanam di kebun, taman atau bahan didalam pot di depan rumah. Selain menanam tanaman hias, anak2 juga kuajari menanam Apotek hidup berupa tanaman obat maupun tanaman bumbu dapur. Soal bumbu dapur ada satu bumbu yaitu Temu Kunci / Kunci, salah satu bumbu dapur yang biasa dipakai saat memasak sayur bening mayam waktu tinggal di Surabaya, di Palu tak satupun pasar yang menjualnya, rupanya karena masyarakat di Palu tidak familiar dengan bumbu dapur itu, alhasil ibu membawakanku 1 kantung plastik kecil untuk ditanam di pot, biar kalau mau masak Sayur bayam tinggal ambil saja, rasanya kurang lengkap dan pas di lidah sayur bayam tanpa si Temu Kunci.
Menanam Apotik Hidup


  • Memberikan gizi yang baik lewat Makanan dan Minuman
Ibu juga mengajarkan kami untuk biasa makan dirumah dengan alasan, makanan di rumah lebih sehat dan hemat. Dulu saat masih sekolah terkadang aku suka cemberut saat ibu melarangku membeli jajanan di luar rumah, seperti snack buatan pabrik dengan harga murah (berhadiah pula) dengan warnanya yang menarik hati ditambah rasanya yang manis atau gurih, rasanya tak ada satupun anak seusiaku saat itu yang tidak ingin membelinya. Sesekali memang ibu membolehkan, mungkin karena kasihan melihat kami menatap teman kami menikmati jajanannya dengan wajah memelas. Namun seringnya ibu justru membuatkan kami makanan kecil serupa kue manis, atau pisang goreng, ibu berusaha membuatnya cantik dengan menambahkan warna ataupun menaburnya dengan coklat beras aneka warna dan kami selalu kegirangan berebut siapa lebih cepat dapat bagiannya meski ibu sudah menyiapkan untuk kami bertiga dengan bagian kue yang sama rata. Yah ibu jago masak hingga kami tak lagi menyukai jajanan yang dijual di kios maupun pedagang keliling.. "Kue ibu lebih enakkk, banyak coklatnya" begitu jawab kami saat beberapa teman main kami bertanya mengapa kami tak pernah membeli jajanan lagi bersama mereka. Begitupun minuman ibu hampir melarang kami membeli aneka minuman atau es sembarangan karena menurut beliau mereka para pedagang tak jarang menggunakan pemanis buatan yang tidak baik untuk kesehatan, yah benar saja pernah kami mencoba membeli dan malamnya harus tersiksa oleh batuk yang tak kunjung berhenti..
Dulu aku tak bisa memasak, apalagi memasak kue, mungkin hanya sup dengan bumbu sederhana atau bumbu instant yang tinggal tuang saja yang bisa kubuat. Perlahan ibu mengajariku, membagi resep rahasianya, mulai dari yang mudah hingga yang mengandung banyak bumbu. Aku belajar memasak dan serius belajar memasak saat harus pindah ke Palu, berada ratusan mill jauhnya dari keluarga dan kerabat memaksaku harus bisa memasak, mengapa..? Kota baru, dengan budaya dan tradisi yang jelas berbeda butuh waktu untuk menyesuaikan, termasuk didalamnya makanan dan minuman lokal yang belum bisa diterima lidah kami saat itu. Ini beberapa tips yang kurangkum dari petuah ibuku :

1. Pilih bahan yang berkualitas, beli langsung di pasar agar punya banyak pilihan, pilih sayur, buah, ikan, daging, ayam dan bumbu yang masih segar, begitu pesan ibu..


2. Sebisa mungkin membuat sendiri  makanan olahan yang dijual bebas seperti nugget, mie, bakso dll yang sangat disuka anak-anak, termasuk juga cemilan-cemilan berupa kue maupun makanan ringan lainnya.

Aneka cemilan yang digoreng

3. Pilih bumbu dan minyak goreng yang berkualitas, yang terjamin mutunya , teliti dahulu sebelum membeli dan memutuskan memilih salah satu merek.

Karena dari dulu suka makanan yang digoreng, ibu dan kini aku selalu punya stock banyak minyak goreng di rumah. Keterbatasan pengetahuan kami saat itu dipilihlah minyak goreng yang mudah didapat dan beredar di pasaran serta memilki harga yang bersahabat di kantong, maklumlah namanya juga ibu2, maunya yang hemat untuk bisa mencukupkan uang belanja bulanannya hingga perkenalanku pada SUNCO tanpa disengaja karena promosi di sebuah supermaret. Oh ya mengenai SUNCO akan dibahas lebih detail lagi ya di bawah ini.

  • Bersyukur, Bersabar dan Ikhlas menjalani Hidup

Hidup lebih indah dan bermakna ketika kita mampu bersyukur , bersabar dan ikhlas menjalani. Kesannya mudah namun kenyataannya mungkin sebaliknya. Terpenting kita menjalani hidup semaksimal kita mampu menjalaninya. Tak lupa bahwa hidup itu lebih indah jika kita mampu berbagi, bukan sekedar materi namun juga pengetahuan, pengalaman dan senyuman.


SUNCO, MINYAK GORENG BERKUALITAS PILIHANKU



Berbicara mengenai minyak goreng, aku tak ragu untuk memilih yang terbaik, berkualitas dan memiki standart mutu dengan kandungan gizi yang tepat. Seperti diketahui bahwa mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam porsi / jumlah yang banyak secara berlebihan tentu dampaknya sangat tidak baik untuk kesehatan. Apalagi jika pemakaian minyak gorengnya tidak bijak, misalnya saja  kita membeli makanan / gorengan di pinggir jalan yang menggunakan minyak curah atau minyak yang tidak jelas pembuatannya dan minyak tersebut dipergunakan berulang-ulang hingga warnanya coklat dan berangsur menghitam. Tak bisa dibayangkan jika makanan tersebut dikonsumsi oleh anak dan keluarga ita secara rutin dalam jangka waktu lama, mungkin bisa-bisa kadar kolesterol naik dan dapat memicu terjadinya penyakit jantung hmmm tak ingin hal itu terjadi bukan. 

Kupilih SUNCO tanpa sengaja, selama ini aku memakai minyak goreng merek lain dengan proses 2x penyaringan, kupikir itu yang terbaik mengingat minyak goreng lain tidak pernah menyebutkan proses penyaringan minyak dalam proses produksinya hingga sampai pada konsumen. Bertemu dengan seorang SPG di Supermarket yang kebetulan saat itu sedang melakukan promosi, dengan menurunkan harga SUNCO, wah lumayan hemat ini pikirku. SPG tersebut dengan sabar menjelaskan keunggulan SUNCO  
 
  • Terbuat dari buah kelapa sawit segar pilihan  menjalani 5 x proses untuk menjadi minyak goreng yang bening dan berkualitas.

Teringat akan air mineral yang mengalami begitu banyak proses dalam produksinya hingga menghasilkan air mineral yang bening, sehat dan aman dikonsumsi, aku mulai berfikir bahwa SUNCO sangat memperhatikan kualitas, terbukti dari 5 x proses yang dijalani yaitu 3 x pemurnian dan 2 x  penyaringan hingga minyak goreng SUNCO jika diminum rasanya seperti air biasa ( jadi teringat iklan yang dulu diperankan oleh alm. Adji Massaid). Penasaran kucoba buktikan dengan meminum sekitar 15 ml, yah benar rasanya seperti air  minum biasa. Pantas saja harganya diatas harga minyak goreng sejenis dipasaran 
 
Proses 5x sebelum menjadi SUNCO yang bening & berkualitas


  • ·         Nilai plus lainnya SUNCO juga difortifikasi dengan  vitamin A.

Difortifikasi artinya ditambah nilai manfaat / gizinya dengan vitamin A. Jadi tak hanya sekedar minyak goreng  biasa bukan.

Fortifikasi Vitamin A



  • ·       SUNCO juga telah mengantongi SNI yaitu standart yang ditetapkan dan berlaku untuk produk buatan / produksi Indonesia.

 
SNI for SUNCO.. guarantee berkualitas
Selain itu SUNCO juga terpilih sebagai SUPER BRAND Indonesia’s Choice selama periode 2010 – 2011 hingga makin tak ragu lagi aku memilih SUNCO sebagai minyak goreng keluarga. Tak perlu ragu lagi akan kualitas dan kebersihan SUNCO hingga tak perlu lagi berhitung tentang harga, ada harga ada kualitas.

Minyak goreng SUNCO tak hanya jernih dan membuat aneka gorenganku “Golden Brown” namun juga sehat untuk aneka tumisan yang kubuat, SUNCO tak membuat tenggorokanku menjadi “serik” / sakit. Begitu pula saat kutambahkan pada adonan kue sebagai pengganti margarin, kue jadi makin lembut dan moist.
Tumis Brokoli Tempe, pakai SUNCO donk

Yang TERBAIK untuk keluarga telah ibu berikan untukku, kini kuberikan pula pada keluarga kecilku. Yang Terbaik dari SUNCO telah membantuku menyajikan makanan yang sehat bergizi, berkualitas dan pastinya aman untuk generasi penerus bangsa, yah anak adalah masa depan bangsa oleh karenanya Tradisi sehat dan baik ini akan  menjadi warisan yang tak lekang oleh waktu

 “Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan”









1 komentar:

  1. Ibu yang baik dan bijak, memlih yang terbaik buat keluarganya....:)

    BalasHapus